Saturday, October 15, 2011

Seorang Anshar


Dulu di zaman Rasullah seorang laku-laki dari kaum anshar dating menghadap Rasaullah dan meminta sesuatu kepada beliau.
Rasullah bertanya “Adakah sesuatu di rumahmu?”
“Ada, ya Rasullah. Saya mempunyai sehelain kain tebal, yang sebagian kami gunakan untuk selimut dan sebagian kami jadikan alas tidur. Selain itu, saya juga mempunyai sebuah mangkuk besar yang kami pakau untuk minum.”
Rasullah berkata “Bawalah kemari kedua barang itu”.
Lelaki itu membawa barang miliknya dan menyerahkan kepada Rasullah. Setelah barang itu diterimanya Rasullah segera melelangnya kepada para sahabat yang hadir saat itu, beliau menawarkan pada siapa yang mau membeli. Salah seorang sahabat menawar kedua barang itu dengan harga satu dirham. Rasullah menawarkan lagi, barangkali ada yang sanggup membeli lebih dari satu dirham, “dua atau tiga dirham?” Tanya Rasullah kepada para sahabat sampai dua kali.
Tiba-toba, salah seorang sahabat menyahut,” Saya beli keduanya dengan harga dua dirham”. Rasullah menyerahkan kedua barang itu dan menerima uangnya. Uang itu lalu diserahkan kepada lelaki Anshar tersebut, sambil berkata “ Belikan satu dirham untuk keperluanmu dan satu dirham lagi belikan sebuah kapak dan engkau kembali lagi kesini.” Tak lama kemudian, lelaki tersebut kembali menemui Rasullah dengan membawa kapak. Rasullah melengkapi kapak itu dengan membuatkan gagangnya, kemudian berkata “ Pergilah mencarii kayu bakar, lalu hasilnya engkaau jual di pasar dan jangan engkau menemui aku sampai dua pecan.” Lelalu itu taat melaksanakan perintah Rasullah.
Setelah dua pecan berlalu, Ia menemui Rasullah melaporkan hasil pekerjaannya. Lelaku itu menuturkan bahwa selama dua pecan ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak sepuluh dirham setelah sebagian dibelikan makanan dan pakauan. Mendengar penuturan lelaki Anshar itu, Rasullah berkata “Pekerjaan mu ini lebih baik bagimu daripada engkau dating sebagai pengemis, yang akan membuat cacat di wajahmu kelak pada hari kiamat”.

Seorang Anshar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Rumah Minimalis

0 komentar: