Saturday, June 26, 2010

05:30


Sabtu 26 June 2010

Malam telah berlalu, seiring dengan merekahnya bulan purnama dalam sunyi tiada berbintang.  Adzan pagi seakan menjadi penanda akan dimulainya aktifitas baru. Pukul 5.45 aktifitas pertama, kumpul dengan teman2 dari al-huriyah untuk briefing OH yang akan dilaksanakan lusa, senin 28 juni.. maka ku percepat sarapan ku dan ku persingkat persiapanku.
Aku hanya punya waktu 45 menit saja, tak kurang maupun lebih. Sudah ku perhitungkan bahwa aku akan tiba pas acara briefing berlangsung. Untuk menghemat waktu, ku pacu kendaranaan ku hingga batas maksimalnya. Entah apakah kendaraan ku ini akan berontak atau kerjasama. Seperti biasa tak lupa baca basmallah sebelum berangkat, semoga keberangkatan ku di hitung langkah dakwah ku.
Putaran ban mulai melaju dan semakin kencang, seperti angin yang terus berhembus tanpa takut terhalang oleh bangunan. Menerobos gelapnya malam dan dingin yang mungkin lenyap dengan adrenalin terpacu. Lampu depan seakan menari menyinari jalan, bergerak dengan irama syahdu menjadi penenang adrenalin. Aku merasa melayang bergerak bersama aliran udara, hingga tiba aku tersungkur di atas aspal gelap. Kerlip lampu menemani hingga terasa tertekan tak bergerak. Kulihat ia tersungkur cukup jauh dari ku… ah apakah ia selamat.. apakah aku selamat.. ya rabb ku serahkan semua ini kepada mu.
Dengan tangan lembut, ibu itu memopoh tubuhku, sedang suaminya membantu anak kecil yang ku tabrak. Ku lihat ia dari pinggir jalann jauh dari sepedahnya.. ahh aku harus bangkin dan mengkhwatirkannya. Untunglah pengendara motor lain dan juga warga sekitar sigap membantu kami. Alhamdullillah anak kecil itu tak terluka, sedangkan aku, alhadullillah Allah masih menjaga ku dengan kemurahan hatinya.
Ku lanjutkan perjalann ku dengan tangan dan kaki sedikit mengeluarkan darah, belum sempat aku membersihkannya dan lagi pula aku harus cepat menuju tempat pertemuan. ku pacu ia hanya 30-40 km/jam, jauh dari  ketika aku terjatuh menyentuh aspal, 95 km/jam. Sepanjang perjalanan aku berfikir, betapa beruntungnya aku masih di izinkan Allah untuk hidup.
Akhirnya sampailah pada pemberhentian ku pertama.. yah obat merah menjadi hal yang aku cari. Ku bersihkan luka ku dank u coba untuk menyembuhkannya.  Yup aku harus bergegas menuju tujuan pertama ku,meskipun harus terlambat 45 menit lebih dan hanya penutup saja, aku bersyukur dapat berjumpa dengan mereka. Walau terlihat dari wajah mereka kekesalan dan kekecewaan melihat ku yang datang sebagai penutup. Yah ha itu wajar saya berhubung aku selama ini jarang memberikan kontribusi kepada mereka.

Semoga kecelakaan ini menjadi pelajaran bagi ku agar aku harus berlari mengejar semua ketertinggalan ku. Semoga aku tidak menjadi beban dakwah ini. Amin
Dramaga 12:51
Pandu Purnomo
Ikhwan Al-Bayan.

05:30 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Rumah Minimalis

0 komentar: